Beberapa hari yang lalu saya sudah mencoba
untuk membeberkan sedikit tentang bagaimana membuat atau menciptakan seorang antagonis. Setelah dipikir-pikir saya merasa sudah sangat terlalu menyederhanakan masalah yang bisa
dibilang krusial tersebut. Saya bisa mengambil kesimpulan demikian karena
ternyata ada banyak alasan yang membuat seorang tokoh bisa benar-benar dibenci.
Tujuan utama membuat tokoh ini tentu saja salah satunya ya seperti itu ; membuat
pembaca benci setengah mampus.
Berkaca dari novel Harry Potter, novel
paling laris sepanjang masa versi saya, beberapa alasan yang akan saya jabarkan
mudah-mudahan bisa dijadikan acuan untuk memulai atau menyelesaikan menulis
temen-temen.
Yang pertama adalah bahwa seorang tokoh
antagonis akan sangat menarik perhatian jika seorang penulis mampu
mendeskripsikan, cukup bagian kecil dari sifat dan kebiasaan yang menjadi karakter
khusus, yang melekat pada diri seorang tokoh. Jadi tidak selalu harus
menampilkan sosok menyeramkan seperti musuh utama Harry Potter, Lord Voldemort.
Saya ambil contoh tokoh Dolores Umbridge dalam buku
berjudul Harry Potter and the Order of the Phoenix . Dalam buku ini dia digambarkan
sebagai seorang wanita yang selalu berusaha membuat Harry Potter menderita. Dari
segi sifat tentu saja dia mewakili apa yang disebut sebagai musuh, jahat dan licik.
Dan yang paling menonjol bagi saya adalah bagaimana tingkah atau sikap yang
menjadi ciri khasnya : tersenyum penuh misterius. Namun tentu saja ada banyak alasan
kenapa pembaca bisa begitu membencinya. Di antaranya adalah dari segi fisik,
yang digambarkan oleh penulisnya seperti kodok yang ingin menerkam lalat. Tentu
saja perpaduan hewan lucu (setidaknya bagi saya) dengan sifat jahat yang ironis sangat membuat kita merasa jengkel. Selain
itu saya bisa membencinya hanya karena hal kecil seperti gaya bicara Dolores Umbridge yang seperti
anak kecil dan dibuat-buat dengan disertai kikik-an tidak jelas. Dua hal
tersebut saya yakin lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa menjadi tokoh
antagonis tidak selalu digambarkan dengan wujud yang mengerikan. Lalu bagaimana
dengan tokoh Rita Skeeter? Saya yakin pembaca blog ini lebih paham dengan
karakter yang satu ini.
Kemudian yang kedua adalah, seorang tokoh
antagonis tidak melulu membuat tokoh utama menderita secara langsung.
Banyak tokoh dalam kisah Harry Potter
memang menjadi karakter kesayangan kita. Di sini lah saya kira peluang yang
bisa dimanfaatkan untuk menciptakan tokoh jahat yang lainnya. Tentu saja sangat
mubazir kalau dalam sebuah cerita novel hanya diisi oleh satu musuh saja. Namun
tetap diusahakan agar menempatkan tokoh ini sebagai peran pembantu saja.
Tujuanya agar kehadiran mereka bisa membuat cerita kita lebih bervariasi dan
tidak membosankan dengan hanya mengandalkan musuh utama saja.
Tadi saya mengatakan banyaknya tokoh kesayangan adalah sebuah peluang menciptakan tokoh antagonis. Saya kira seorang JK Rowling juga memanfaatkan peluang ini dengan tokohnya yang lain, yang luar biasa jahat. Siapalagi kalau bukan Bellatrix Lestrange.
Secara langsung, dia memang tidak atau
jarang berhadapan langsung dengan Harry Potter. Namun tindakan dan kejahatan
yang dilakukan tentu saja membuat Harry sangat sedih dan pembaca dalam hal ini
juga pasti merasakannya karena pembaca kalau sudah larut akan menempatkan
dirinya sebagai tokoh utama. Di antaranya, dalam cerita dikisahkan kejahatan
Bellatrix terhadap keluarga Longbottom. Keluarga Longbottom adalah saudara
orang tua Harry. Apa yang kita rasakan ketika tahu musuh kita menyakiti mereka?
Tentu saja rasa sakit dan kebencian menguasai hati kita bukan?
Lalu ketika Bellatrix Lestrange membunuh Sirius
Blaack, atau ketika pisau yang dia lempar berhasil membunuh Dobby. Kejahatannya
secara langsung memang tidak melukai Harry secara fisik. Justru orang-orang
yang Harry cintailah yang menjadi target untuk menyakiti Harry, atau dengan
kata lain membuat hati pembaca terluka dan menimbulkan kebencian pada tokoh Bellatrix
Lestrange ini.
Kemudian yang bisa saya sebutkan contoh
lainnya adalah bahwa sesuatu yang lemah namun mempunyai andil besar dalam
jalannya cerita. Ya, bisa kita bayangkan seandainya tidak ada tokoh bernama Peter
Pettrigrew a.k.a Wormtail. Saya yakin tidak akan ada kisah yang begitu komplek
yang membuat pembaca ingin terus menyelasikan bukunya.
Wormtail merupakan penggambaran tokoh
antagonis yang secara kemampuan dibawah rata-rata namun efek keterlibatannya
dalam hal memuluskan rencana Voldemort sangat besar dan hampir seluruh
penggemar buku serial Harry Potter setuju bahwa tokoh pengkhianat inilah awal
dari mala petaka yang menimpa keluara Potter.
Dan akhirnya, yang paling kentara dari
kisah ini adalah musuh utama Harry sendiri, Lord Voldemort. Kita bisa belajar
dari penggambaran seorang Voldemort di buku pertama hingga seri pamungkasnya.
Penggambaran secara fisik seorang
Voldemort sangat tepat menempatkannya sebagai musuh utama. Latar belakang
keluarganya yang kelam, dan motivasi yang kuat hingga dia dengan gampang
membunuh tokoh lain juga menjadi alasan yang kuat kenapa kita membencinya. Terlebih
ketika dia menggunakan kelicikannya saat pertempuran di akhir buku tersebut. Jadi
kesimpulannya yaitu, seorang tokoh selain menonjolkan ciri fisik, juga harus
dengan secara serasi menempatkan atribut sifat yang jahat pula.
Terima kasih atas kesediaan teman-teman
membaca ulasan saya.
No comments:
Post a Comment