Subscribe:

Labels

Tuesday, November 8, 2011

Bagaimana menulis dan menjual novel


Berikut ini adalah proses bagaimana kita membuat dan menerbitkan sebuah novel. Tulisan ini saya rangkum dari beberapa informasi di internet.

1.      Selami duniamu

Mengirimkan naskah lalu terbit, bagi kebanyakan penulis pemula bisa jadi seperti mimpi di siang bolong. Sadarilah bahwa dunia yang hendak kita geluti itu adalah dunia yang keras. Bahkan terbilang paling keras. Coba bayangkan, ketika waktu dan pikiran kita begitu tercurah pada sebuah proyek menulis sebuah novel, tapi pada akhirnya naskah kita hanya akan menumpuk di meja penerbit atau bahkan dibuang ke tong sampah sebelum dibaca kalimat pertamanya. Sangat menyakitkan bukan? 

Namun sebagai (calon) penulis kegagalan dalam dunia penerbitan tentu saja menjadi penyemangat, bukan justru mematikan semangat itu sendiri.

Jadi yang paling ideal adalah, kenali dunia kita dan sadari bahwa dunia yang kita pilih akan menghalangi kesuksesan kita. Dengan begitu, kita telah siap mempersenjatai diri untuk menyongsong kesuksesan.


2.      Jadikan kegiatan menulis seperti kita bernapas tiap hari

Banyak penulis pemula yang cenderung berubah-ubah mood-nya. Hari ini dia bisa menulis lima lembar, belum tentu esok hari. Atau dia hanya bisa menulis ketika muncul ide yang menarik. Lalu bagaimana seandainya, bahkan tiap hari ide itu hanya melintas dan hilang begitu saja?

Untuk itu tepat kiranya, mengandaikan kegiatan menulis seperti kita bernapas. Apapun yang terjadi, dalam keadaan apapun usahakan menulis apa saja sebagai bagian dari hidup. Kalau itu tidak kita lakukan sama saja bunuh diri, seperti kita menutup hidung berjam-jam. 

3.      Belajar dari buku.

Menjalin relasi dengan penulis senior tentu saja sangat membantu. Namun tidak banyak dari kita yang punya kesempatan untuk bisa berdiskusi dengan mereka. Cara yang paling mudah adalah berdiskusi dengan buku mereka yang telah terbit. Pelajari bagaimana mereka meramu cerita dari mulai tema yang dia angkat sampai bagaimana jalan cerita yang disugukan. Sedetail mungkin pelajari hingga kita mendapat gambaran seperti apa cerita kita seharusnya. 

4.      Memperbanyak pengetahuan seputar penulisan.

Banyak media yang bisa kita gunakan untuk menambah wawasan. Dan yang paling mudah tentu saja adalah media internet. Banyak sekali website baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang membahas tips seputar menulis sebuah novel. Dari kegiatan membaca itu kita akan mendapatkan wawasan bagaimana menciptakan karakter yang menyenangkan maupun menyebalkan, mengembangkan plot cerita yang sudah kita susun, juga bagaimana cara melatih gaya bahasa yang cocok untuk kita juga cerita yang ingin disampaikan. Lalu yang terakhir tentu saja bagaimana menyelesaikan sebuah ending yang membuat pembaca menunggu kisah selanjutnya.

5.      Mencari tempat yang pas

Setelah tahapan di atas dirasa cukup, atau mungkin sambil terus belajar, kita bisa memulai mencari tempat yang pas untuk memulai proyek kita. 

Banyak di antara kita mungkin yang bisa menulis hanya karena tempat di mana kita berada. Misalkan saja ruangan kamar yang hanya sedikit penerangan sangat cocok bagi saya. Bagaimana dengan Anda, apakah harus di tempat yang ramai, di kereta, di stasiun, di atas gunung, di perpustakaan? 

6.      Revisi

Jangan takut untuk merevisi karena tahap ini sangat penting agar cerita kita tidak ada bagian yang terlewat atau mungkin justru melebar kemana-mana.

Tahap ini memang bukan pekerjaan mudah, karena setiap kalimat kita yang hilang maka sakan sangat berpengaruh pada alur cerita sebelum dan sesudahnya. Jadi pastikan pekerjaan ini dilakukan seteliti mungkin dan penuh kesabaran.

7.      Kirim novel ke penerbit

Bamyak cara untuk mengirim naskah. Kita bisa mengirimkan naskah kita melalui agen atau paling ideal menurut saya adalah dengan langsung mendatangi penerbit. Dengan begitu kita akan merasa betapa kerja keras kita benar-benar lengkap dan apa yang akan kita dapatkan tentu saja menjadi sangat berkesan.

Hanya saja, seperti pada proses menyelami bagaimana dunia penerbitan pada kenyataannya. Begitu sulit untuk menembus mereka. Jadi seandainya kegagalan yang kita dapatkan janganlah menjadi patah arang. Jangankan bagi penulis pemula, seorang Stephen King atau John Grisham juga sering menerima penolakan banyak ketika menjajakan novel pertama mereka.

Namun bukan berarti menerbitkan ke perusahaan penerbit menjadi satu-satunya jalan karena dunia telah berkembang di mana kita juga bisa mempublikasikannya sendiri.

8.      Terus berkarya.

Sambil terus belajar dan menanti bagaimana kelangsungan naskah yang kita kirimkan, alangkah baiknya kita mempersiapkan cerita kita yang selanjutnya. 

Demikian tips – tips yang bisa saya sampaikan. Semoga beruntung !

No comments:

Post a Comment